Rabu, 01 Oktober 2014

TEMPAT PENAMPUNG GAS HIDROGEN DARI ALAT YANG SEDERHANA

Hari, Tanggal: Rabu, 1 Oktober 2014

I. Tujuan
Mengetahui Bagaimana Menyimpan Gas Hidrogen Sebagai Energi

II. Dasar Teori
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.
Fuel cell adalah alat konversi energi elektrokimia yang akan mengubah hidrogen dan oksigen menjadi air, secara bersamaan menghasilkan energi listrik dan panas dalam prosesnya. fuel cell merupakan suatu bentuk teknologi sederhana seperti baterai yang dapat diisi bahan bakar untuk mendapatkan energinya kembali, dalam hal ini yang menjadi bahan bakar adalah oksigen dan hidrogen.
Hidrogen bukanlah sumber energi (energy source) melainkan pembawa energi (energy carrier), artinya hidrogen tidak tersedia bebas di alam atau dapat ditambang layaknya sumber energi fosil. Hidrogen harus diproduksi. Produksi hidrogen dari H2O merupakan cara utama untuk mendapatkan hidrogen dalam skala besar, tingkat kemurnian yang tinggi dan tidak melepaskan CO2. Kendala utama metode elektrolisis H2O konvensional saat ini adalah efisiensi total yang rendah (~30%), umur operasional electrolyzer yang pendek dan jenis material yang ada di pasaran masih sangat mahal. Kendala-kendala tersebut membuat hidrogen belum cukup ekonomis untuk dapat bersaing dengan bahan bakar konvesional saat ini.  Kegunaan Hydrogen Fuel Cells
Transportasi
· Digunakan untuk bis di Los angeles, Chicago, Vancouver dan Jerman
· Prototipe hampir semua perusahaan otomoif di U.S dan pasar global
Pembangkit Tenaga
· Digunakan di perumahan dan perkantoran
· Digunakan dalam aplikasi kendaraan militer
Kinerja Hydrogen Fuel Cell serupa seperti aki (accu), hanya saja reaksi kimia penghasil tenaga listrik ini menggunakan hidrogen dan oksigen yg bereaksi dan mengalir seperti aliran bahan bakar melalui sebuah motor bakar. Namun tidak ada pembakaran dalam proses pembangkit listrik ini.Dengan demikian limbah dari proses ini hanyalah air murni yang aman untuk dibuang.
     
Secara sederhana proses dapat dilihat pada Gambar di atas
Hidrogen (yang ditampung dalam sebuah tabung khusus) dialirkan melewati anoda, dan oksigen/udara dialirkan pada katoda
• Pada anoda dengan bantuan katalis platina Pt hidrogen dipecah menjadi bermuatan positif (ion/proton), dan negatif (elektron)
• Membran di tengah-tengah anoda-katoda kemudian hanya berfungsi mengalirkan proton menyebrang ke katoda
• Proton yang tiba di katoda bereaksi dengan udara dan menghasilkan air

• Tumpukan elektron di anoda akan menjadi energi listrik searah yang dapat menyalakan lampu.

III. Metode Praktikum
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, ban renang, selang plastik, penutup erlenmeyer, beaker glass, labu ukur, spatula, timbangan analitik, karet.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, KOH padat sebanyak 16,80 gram, aquadest, aluminium foil 1,8 gram.
Prosedur Kerja
Membuat Gas Hidrogen
Ditimbang KOH padat sebanyak 16,80 gram pada beaker glass kemudian ditambahkan dengan aquadest sampai volumenya 100 ml dan masukkan dalam erlenmeyer. Lalu aluminium 1,8 gram dimasukkan dalam erlenmeyer tadi.
Menghubungkan Erlenmeyer dengan Tempat Penampung Gas Hidrogen
Disiapkan ban renang kemudia pada lubang peniup ban dihubungkan dengan selang dan kemudian selang tersebut dimasukkan dalam penutup erlenmeyer yang sudah dilubangi. Pada sambungan antara selang dan tutup erlenmeyer dan selang dengan ban renang ditutup dengan aluminium foil agar tidak banyak gas hidrogen.

IV. Hasil Percobaan


V. Pembahasan
Pada awalnya alat ini diharapkan mampu untuk menampung banyak gas hidrogen. Namun karena keterbatasan bahan, sehingga alat ini hanya dapat menampung sedikit sekali gas hidrogen. Bukan hanya keterbatasan bahan, pada saat aluminium foil dan KOH bereaksi banyak sekali gas hidrogen yang terbuang karena antara selang dan erlenmeyer tidak benar-benar tersambung dengan rapat. Aluminium foil yang kami rekatkan pada keduanya pun tidak mampu untuk menahan gas hidogen terbuang dengan bebas. Ban renang yang kami gunakanpun terlalu besar sehingga tidak terlihat alat ini benar-benar sudah dapat menampung gas hidrogen atau belum.

Alat penampung ini juga tidak dapat dihubungkan dengan mesin fuel cell dikarenakan mesin fuel cell dalam laboratorium tidak dapat berfungsi dengan baik. Jadi kami tidak dapat membuktikan bahwa gas hidogen dapat menjadi cadangan energi yang dapat berpotensi baik di masa depan.

Pada awalnya alat ini diharapkan mampu untuk menampung banyak gas hidrogen. Namun karena keterbatasan bahan, sehingga alat ini hanya dapat menampung sedikit sekali gas hidrogen. Bukan hanya keterbatasan bahan, pada saat aluminium foil dan KOH bereaksi banyak sekali gas hidrogen yang terbuang karena antara selang dan erlenmeyer tidak benar-benar tersambung dengan rapat. Aluminium foil yang kami rekatkan pada keduanya pun tidak mampu untuk menahan gas hidogen terbuang dengan bebas. Ban renang yang kami gunakanpun terlalu besar sehingga tidak terlihat alat ini benar-benar sudah dapat menampung gas hidrogen atau belum.
Alat penampung ini juga tidak dapat dihubungkan dengan mesin fuel cell dikarenakan mesin fuel cell dalam laboratorium tidak dapat berfungsi dengan baik. Jadi kami tidak dapat membuktikan bahwa gas hidogen dapat menjadi cadangan energi yang dapat berpotensi baik di masa depan.

VI. KESIMPULAN
Alat yang kami buat untuk menampung gas hidrogen belum berhasil kami buat dikarenakan alat dan bahan yang kurang memadai.

VII. DAFTAR PUSTAKA
·         Muliawati, Neni. 2008. Hidrogen Sebagai Bahan Bakar Masa Depan. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Lampung




Tidak ada komentar:

Posting Komentar